Salah satu adzab Allah paling dahsyat yang dikisahkan dalam Al-Quran adalah
tentang pemusnahan kaum Nabi Luth. Mereka diadzab Allah karena melakukan
praktek homoseksual. Menurut kitab Perjanjian Lama, kaum Nabi Luth ini tinggal
di sebuah kota bernama Sodom. Sehingga karena itu praktek homoseksual
saat ini kerap disebut juga sodomi.
Penelitian arkeologis mendapatkan keterangan, kota Sodom semula berada
di tepi Laut Mati (Danau Luth) yang terbentang memanjang di antara perbatasan
Israel-Yordania. Dengan sebuah gempa vulkanis yang diikuti letusan lava,
kota tersebut Allah runtuhkan, lalu jungkir-balik masuk ke dalam Laut Mati.
Layaknya orang jungkir-balik atau terguling, kerap bagian kepala jatuh duluan, lalu
diikuti badan dan kaki. Begitu pula kota Sodom, saat runtuh dan terjungkal, bagian
atas kota itu duluan yang terjun ke dalam laut, sebagaimana Allah kisahkan dalam
Al-Quran: Maka tatkala datang adzab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu
(terjungkir-balik sehingga) yang di atas ke bawah, dan Kami hujani mereka dengan
batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi. (Surat Huud ayat 82).
Hasil penelitian ilmiah kontemporer menjelaskan, bencana itu dapat terjadi karena
daerah Lembah Siddim, yang di dalamnya terdapat kota Sodom dan Gomorah, merupakan
daerah patahan atau titik bertemunya dua lempengan kerak bumi yang bergerak
berlawanan arah. Patahan itu berawal dari tepi Gunung Taurus, memanjang ke pantai
selatan Laut Mati dan berlanjut melewati Gurun Arabia ke Teluk Aqaba dan terus melintasi
Laut Merah, hingga berakhir di Afrika.
Biasanya, bila dua lempengan kerak bumi ini bergeser di daerah patahan maka akan
menimbulkan gempa bumi dahsyat yang diikuti dengan tsunami (gelombang laut yang
sangat besar) yang menyapu kawasan pesisir pantai. Juga biasa diikuti dengan letusan
lava/lahar panas dari perut bumi.
Hal seperti itu pula yang terjadi pada kota Sodom, sebagaimana diungkap peneliti
Jerman, Werner Keller, “Bersama dengan dasar dari retakan yang sangat lebar ini,
yang persis melewatai daerah ini, Lembah Siddim, termasuk Sodom dan Gomorrah,
dalam satu hari terjerumus ke kedalaman (Laut Mati). Kehancuran mereka terjadi
melalui sebuah peristiwa gempa bumi dahsyat yang mungkin disertai dengan letusan
petir, keluarnya gas alam serta lautan api. Pergeseran patahan membangkitkan tenaga
vulkanik (berupa gempa) yang telah lama tertidur sepanjang patahan.”
Dengan keterangan ilmiah tersebut dapat direkonstruksi kembali bagaimana adzab
Allah itu menimpa ummat Nabi Luth yang ingkar kepada-Nya. Bencana itu didahului
dengan sebuah gempa yang menyebabkan tanah menjadi merekah. Dari rekahan itu
muncul semburan lahar panas yang menghujani penduduk kota Sodom. Di bawah
pesisir Laut Mati juga terdapat sejumlah besar timbunan kantung-kantung gas metana
mudah terbakar.
Kemungkinan besar, letusan lava serta semburan gas metana itulah yang Allah
maksudkan dalam Al-Quran dengan hujan batu dari tanah yang terbakar. Bencana
itu diakhiri dengan terjunnya kota Sodom bersama penduduknya ke dalam Laut Mati.
Serangkaian percobaan ilmiah di Universitas Cambridge membenarkan teori ini. Para
ilmuwan membangun tiruan tempat berdiamnya kaum Luth di laboratorium, lalu
mengguncangnya dengan gempa buatan. Sesuai perkiraan, dataran ini terbenam dan
miniatur rumah tergelincir masuk lalu terbenam di dalamnya.
Penemuan arkeologis dan percobaan ilmiah ini mengungkap satu kenyataan penting,
bahwa kaum Luth yang disebutkan Al-Quran memang pernah hidup di masa lalu,
kemudian mereka punah diazab Allah akibat kebejatan moral mereka. Semua bukti
terjadinya bencana itu kini telah terungkap dan sesuai benar dengan pemaparan Al Qur’an